Demokrasi berasal dari bahasa Yunani,
Demos dan Cratein. Demos berarti rakyat, dan Cratein berarti
pemerintahan. Jadi, menurut bahasa asalnya, Demokrasi adalah
pemerintahan yang berasal dari rakyat. Pemerintahan dijalankan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam demokrasi, suara rakyat
sangat diperhitungkan dan menjadi bagian dalam pemerintahan itu sendiri.
Negara kita, Indonesia juga menganut paham
demokrasi. Rakyat sangat berperan penting dalam pemerintahan, banyak
sekali keputusan pemerintah yang berdasarkan keinginan ataupun pendapat
rakyat. Mahasiswa, dalam hal ini termasuk juga dalam kategori rakyat
tersebut. Bisa kita lihat bahwa beberapa keputusan penting pemerintahan,
diambil karena tuntutan mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Misalnya,
turunnya mantan presiden Soeharto pada era reformasi, itu terjadi
karena mahasiswa yang menuntut agar orde baru berakhir dan diganti
dengan reformasi. Turunnya almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pun,
juga terjadi karena mahasiswa melakukan demonstrasi demi perbaikan
bangsa Indonesia tercinta ini.
Demonstrasi atau gerakan rakyat, merupakan
hal yang sudah wajar terjadi di negara-negara yang menganut paham
demokrasi. Justru demokrasi tanpa demonstrasi, itu yang aneh. Mahasiswa
juga identik dengan demonstrasi. Apalagi ketika suatu rezim atau
pemerintahan sudah dirasa tidak baik atau melenceng dari jalannya,
biasanya mahasiswa yang paling kritis dan segera melakukan demonstrasi
ke jalan. Mahasiswa, dengan semangat dan gejolak masa muda serta sifat
kritis yang ada di dalam otaknya, dengan semangat melakukan demonstrasi
dan menuntut terjadinya perubahan. Pokoknya setiap ada sesuatu yang
tidak beres di pemerintahan, mahasiswa pasti turun tangan dan segera ke
jalan menyuarakan perbaikan.
Tapi sebenarnya, apakah demonstrasi itu
perlu dilakukan oleh mahasiswa? Seperti yang kita tahu, pekerjaan
mahasiswa tidak hanya berdemonstrasi saja, tetapi, ujian-ujian, kuis,
UKM, serta tugas-tugas dari dosen yang menumpuk, bahkan ada juga
mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Dengan kegiatan yang sangat banyak
itu, apakah relevan jika mahasiswa melakukan demonstrasi?
Suatu waktu, saya menonton film yang saya
lupa judulnya , di film itu ada satu bagian yang menampilkan perjuangan
seorang lelaki yang ketika tahun 1998 ikut menyuarakan aspirasinya
dengan melakukan demo dan turun ke jalan. Pejuang reformasi, adalah
‘gelar’ yang ia terima dan sangat ia banggakan pada saat itu. Bahkan ia
mengaku sempat beberapa kali bolos kuliah untuk ikut demo dengan
teman-temannya. Ia mahasiswa Universitas Indonesia ketika itu.
Ia berpendapat, dulu Ia merasa bangga jika bisa turun ke jalan, berteriak-teriak menuntut reformasi, bergabung dengan teman-teman dari universitas yang sama dengannya, ataupun dengan teman-teman dari universitas lain. Menjatuhkan suatu rezim yang sudah merugikan banyak rakyat merupakan suatu hal yang sangat Ia banggakan. Namun, jika melihat anak-anak muda, mahasiswa-mahasiswa sekarang melakukan demonstrasi, Ia mengatakan, “Apa kepentingannya?”. Dulu, mahasiswa melakukan demonstrasi dan melakukan perjuangan untuk mengganti orde baru dengan reformasi, karena memang itu adalah suatu hal yang harus diperjuangkan. Mereka berdemo karena memang sesuatu yang mereka demonstrasikan adalah sesuatu yang sampai titik darah penghabisan harus diperjuangkan, karena kita tidak mungkin bertahan terus menerus di bawah tekanan orde baru.
Ia berpendapat, dulu Ia merasa bangga jika bisa turun ke jalan, berteriak-teriak menuntut reformasi, bergabung dengan teman-teman dari universitas yang sama dengannya, ataupun dengan teman-teman dari universitas lain. Menjatuhkan suatu rezim yang sudah merugikan banyak rakyat merupakan suatu hal yang sangat Ia banggakan. Namun, jika melihat anak-anak muda, mahasiswa-mahasiswa sekarang melakukan demonstrasi, Ia mengatakan, “Apa kepentingannya?”. Dulu, mahasiswa melakukan demonstrasi dan melakukan perjuangan untuk mengganti orde baru dengan reformasi, karena memang itu adalah suatu hal yang harus diperjuangkan. Mereka berdemo karena memang sesuatu yang mereka demonstrasikan adalah sesuatu yang sampai titik darah penghabisan harus diperjuangkan, karena kita tidak mungkin bertahan terus menerus di bawah tekanan orde baru.
Jika mahasiswa sekarang berdemo, untuk
apa? Demonstrasi yang mahasiswa lakukan dewasa ini, identik dengan
kekerasan dan anarkisme. Ingat demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa
dari Universitas Hassanudin di Makassar ketika Hari Anti Korupsi?
Ketika di Jakarta demonstrasi dilakukan dengan damai dan terstruktur
oleh masyarakat yang notabene bukan mahasiswa, di Makassar mahasiswa
malah melakukan anarkisme. Demonstrasi yang dilakukan para mahasiswa
UNHAS tersebut berujung pertengkaran dan kerusuhan. Sungguh melenceng
dari tujuan demonstrasi yang sebenarnya.
Karena demonstrasi yang dilakukan
mahasiswa itu identik dengan kekerasan dan anarkisme, ada beberapa
universitas di Jakarta yang melarang mahasiswanya turun ke jalan dan
melakukan demonstrasi. Jika ketahuan melakukan demonstrasi, mahasiswa
tersebut dapat saja langsung di drop out oleh pihak kampus.
Memang, demonstrasi bukanlah hal yang
salah untuk dilakukan oleh mahasiswa, namun, kita harus berpikir, apakah
demonstrasi yang kita lakukan ini ada esensinya? Ada tujuannya? Dan
apakah tujuan itu dapat terlaksana nantinya kalau kita sudah turun ke
jalan? Intinya, janganlah kita kita menyia-nyiakan waktu kita. Orangtua
kita memberikan kesempatan kuliah bagi kita, atau bagi kalian yang
bekerja untuk membiayai kuliah sendiri, apakah kita mau membuang
kesempatan dari orangtua, atau uang hasil kerja keras kita untuk kuliah
dengan mati sia-sia? Kita ambil kemungkinan paling buruk, jika kita
meninggal dunia atau luka berat karena demonstrasi yang berujung
anarkis, apakah kita mau mengambil risiko tersebut?
Jika demonstrasi yang kita lakukan seperti
pada tahun 1998 yang benar-benar membuahkan hasil, tentunya itu tidak
sia-sia, jikalau kita meninggal dunia, kita meninggal dunia sebagai
pahlawan. Demonstrasi, jika kita lakukan sekarang, nampaknya sudah tidak
relevan lagi, karena memang belum ada sesuatu yang harus betul-betul
diperjuangkan. Janganlah mahasiswa melakukan demonstrasi hanya untuk
kesenangan tersendiri berada di jalan dan merasa superior, dan
ujung-ujungnya adalah kekerasan, anarkisme dan pertengkaran. Lebih baik
kita, sebagai mahasiswa belajar dengan sebaik-baiknya untuk menambah
pengetahuan, dan ketika kita ingin menyalurkan aspirasi kita, lebih baik
lewat media tulisan saja, sehingga kita menyuarakan aspirasi kita
menggunakan otak, bukan sekadar di mulut saja.
Categories:
Sosial Politik
Nice info http://bit.ly/2OJQQpc